top of page

TEKS FABEL 

KARYA ISTIMEWA tahun ajaran 2019/2020

Lebah yang Tersesat

     Embun masih belum kering, seperti biasa serangga-serangga sudah memulai aktivitasnya. Si Lebah dan kumbang pun bermai bersama.

     “Hai Lebah, kau pernah meliat Kunang-kunang gak?” Lebah pun menjawab, “Apa? Kunang kunang? Aku tidak pernah bertemu dengan Kunang-kunang."

      “Hahaha… kudet sekali kau. Masa nggak pernah bertemu Kunang-kunang. Oh iya, kan hanya aku yang sudah bertemu  Kunang-kunang," kata Kumbang dengan sombongnya sehingga membuat Lebah sangat ingin bertemu juga.

     “Dimana tempat Kunang-kunang itu?”

     “Kunang-kunang itu ada di balik bukit tinggi itu dan hanya orang orang kuat saja yang dapat ke sana.”

     “Memangnya sespesial apa sih Kunang-kunang itu?”

     “Kunang-kunang itu sangat cantik. Dia bisa memancarkan sinar dan yang paling penting dia bisa mengabulkan permintaan apapun. Lihatlah warna indah pada tubuhku ini. Ini kudapat dari Kunang-kunang.”

​

​

​

​

​

​

​

​

​

​

​

​

​

​

​

     “Benarkah? Aku harus ke sana. Apa kau tahu jalannya?” tanya Lebah dengan semangat membara. Kumbang pun menjelaskan jalan untuk bertemu Kunang-kunang.

     “Aku butuh tiga hari untuk sampai. Jika kau terbang, pasti bisa lebih cepat,” kata Kumbang.  

Lebah pun bertekat untuk berangkat walaupun ia tahu akan sulit mendapatkan izin dari Ayahnya. Akhirnya Si Lebah tidak berkata yang sejujurnya kepada Ayahnya.

     “Ayah aku minta izin untuk menginap di rumah Kupu-kupu untuk dua hari. Banyak tugas bersamanya,” Si Lebah memohon. Ayah lebah sangat kaget, “Ayah tidak mengizinkanmu.” Lebah menjawab dengan sedikit kesal, “Tapi kenapa, Yah? Ayah selalu saja melarangku dalam segala hal.”

Lebah akhirnya pergi dan menemui kakaknya. Kakaknya kaget melihat adiknya yang sedang kesal dan bertanya, “Kamu kenapa, dik?” Lebah pun menjawab dengan agak kesal, “Ayah tidak mengizinkanku untuk menginap di rumah Kupu-kupu.” Kakaknya pun bertanya "Untuk berapa hari? Apakah itu hal yang sangat penting?” Si Lebah pun mencoba meyakikan Kakaknya sambil merengek, “Sangat penting, Kak. Ini tugas yang memang membutuhkan banyak waktu. Ayolah bantu aku bicara pada Ayah.”

     “Baiklah aku akan coba bicara dengan Ayah.” Lebah pun girang. Mereka pun menemui Ayah.

     “Yah, tolong izinkan adik untuk menginap di rumah Kupu-kupu. Rumahnya agak jauh kan?” Ayah menjawab, “Ayah hanya khawatir.”

     “Itu tugas yang penting. Kasihan adik harus bolak-balik kalau misalnya tugasnya belum selesai. Percayalah padanya.”

     “Baiklah, tapi Ayah hanya mengizinkan selama satu hari saja.”

     “Baik, Yah. Terima kasih,” jawab Lebah sambil memeluk ayahnya.

      Keesokkan harinya lebah memulai perjalanan. Lebah sangat bahagia karena akhirnya lebah bisa pergi walaupun dia harus berbohong kepada ayah dan kakaknya.

Lebah sangat menikmati perjalanan sampai sampai dia tidak tau bahwa awan hitam sudah menutupi langit. Tiba-tiba turun hujan deras.

     “Wah hujan deras sekali. Tapi waktuku tak banyak. Aku tidak boleh berhent,” kata Lebah dalam hati.

Tiba-tiba angin bertiup sangat kencang. Lebah mencoba untuk melawannya tapi tak bisa hingga ia terbawa oleh angin itu. Lebah akhirnya berhenti di sebuah goa yang sangat gelap. Lebah sangat takut dengan kegelapan namun dia berusaha untuk tetap tenang. Ia tidak tahu di mana ia berada. Ia mencoba menengok ke kanan dan kiri, tetapi ia sagat asing dengan tempat itu. Ia tidak tahu harus jalan ke arah mana.

      Saat sedang ketakutan tiba-tiba lebah melihat sebuah cahaya. Cahaya itu semakin mendekat.  

     “Kamu kenapa? Apa kamu baik-baik saja?” terdengar suara yang lembut.

Lebah menjawab, “Ya, aku baik-baik saja, tapi aku tersesat. Siapakah kau?” Cahaya itu semakin dekat dan berhenti dihadapan Si Lebah.

     “Aku adalah Kunang-kunang,” jawab cahaya itu.

     Lebah sangat kaget dan bahagia.

     “Benarkah? Apakah kau Kunang-kunang yang dapat mengabulkan semua permintaan? Aku sangat senang akhirnya bisa bertemu denganmu. Aku memiliki satu permintaan.”

Kunang kunang bingung dan bertanya, “Mengabulkan permintaan? Apa maksudmu? Aku tidak bisa mengabulkan apapun, anak manis.”

     “Tapi, kata Si Kumbang kau bercahaya dan bisa mengabulkan apapun,” Lebah mulai cemas.

     “Memang aku bisa menyala, tapi tak bisa mengabulkan permintaan.”

     “Berarti aku telah ditipu oleh Kumbang? Huuhuhuhu, padahal aku sudah berusaha sampai di sini hingga harus membohongi Ayah dan Kakakku,” Lebah mulai menangis.  

     “Memangnya apa permintaanmu?” Lebah menjawab dengan sedih, “Aku ingin ibuku kembali. Aku ingin ia kembali hidup. Aku ingin ia disampingku lagi, membacakan dongeng untukku, memelukku ketika aku takut, memasakkan makanan untukku. Aku ingin semua itu kembali.”

Kunang-kunang terharu dengan keinginan Si Lebah. Ia pun mulai menenangkannya, “Perpisahan memang menyakitkan tapi percayalah ada rencana Tuhan di balik semua itu. Ibumu pasti sudah bahagia di sana. Dia pasti bangga melihatmu jika kau menjadi anak yang baik.”

     Setelah itu Kunang-kunang mengantarkan lebah pulang. Lebah minta maaf kepada ayah dan kakaknya dan berjanji tidak mengulangi kesalahannya lagi.

 

Karya: Steffani Sihombing/ VII B

bottom of page